GURU-GURU SD INPRES 3/77 SANREGO BONE TUNTUT TRANSPARANSI KASEK
05 March 2017
Edit
GAPURA (ragam liputan daerah)
Sejumlah guru di SD Inpres 3/77 Sanrego, dan ketua komitenya mengeluh dengan Kepala SD Inpres 3/77 Sanrego, Kecamatan Kahu, Bone.
"Saya dan seluruh guru di SD Inpres 3/77 Sanrego, mendesak agar Kepala SD Inpres 3/77 Sanrego, Usbayani, diperiksa dana BOSnya, karena diduga telah terjadi penyimpangan dalam pemanfaatan dana BOS, disinyalir untuk kepentingan pribadi dengan dasar tidak pernah ada perubahan yang terjadi di sekolah dari fisik maupun operasional sekolah, tidak nampak," kesalnya saat SR menghubungi PKM, Sabtu (4/3).
Bukan saja itu, bendahara dana BOS juga tidak difungsikan, hanya disuruh tanda tangan dan tidak pernah lihat uangnya dan memegang dana BOS.
"Semua guru honor dipangkas gajinya, oleh Usbayani, dan didalam pemanfaatan dana BOS tidak transparan kepada guru- guru," ucap SR yang mewakili semua guru- guru di SDI 3/77 Sanrego.
"Dia marah kalau guru honor berbicara dengan guru PNS, entah kenapa Usbayani marah- marah tidak jelas, seolah- olah dia melarang kita untuk bergaul, jadi kita merasa tertekan," keluhnya.
Pihaknya sudah berulang kali melapor di UPTD tetapi tidak pernah ditanggapi dan ditindaklanjuti.
Kepala SD Inpres 3/77 Sanrego, Usbayani SPd, yang dikonfirmasi via celular, dia tidak mengakui bahwa dirinya Husbayani, melainkan dia mengaku kakaknya Usbayani.
Pada saat diulangi kembali ditelepon, ternyata yang angkat teleponnya mengaku suaminya, dan dia bilang kalau urusan sekolah, dia saja yang berikan keterangan karena dia suaminya.
Haeril, suami Husbayani ini mengaku dirinya pengurus PWI provinsi Sulawesi Selatan, dan dia juga mengaku pendiri salah satu media di Makassar
",Saya ini pengurus PWI provinsi sulawesi selatan, pak Zulkifli itu anggotaku ji, tanya mi pak Burhanuddin, kalau saya pendirinya media Indonesia Pos," ujar Haeril dengan nada arogan.(pkm/shanty)
Sejumlah guru di SD Inpres 3/77 Sanrego, dan ketua komitenya mengeluh dengan Kepala SD Inpres 3/77 Sanrego, Kecamatan Kahu, Bone.
"Saya dan seluruh guru di SD Inpres 3/77 Sanrego, mendesak agar Kepala SD Inpres 3/77 Sanrego, Usbayani, diperiksa dana BOSnya, karena diduga telah terjadi penyimpangan dalam pemanfaatan dana BOS, disinyalir untuk kepentingan pribadi dengan dasar tidak pernah ada perubahan yang terjadi di sekolah dari fisik maupun operasional sekolah, tidak nampak," kesalnya saat SR menghubungi PKM, Sabtu (4/3).
Bukan saja itu, bendahara dana BOS juga tidak difungsikan, hanya disuruh tanda tangan dan tidak pernah lihat uangnya dan memegang dana BOS.
"Semua guru honor dipangkas gajinya, oleh Usbayani, dan didalam pemanfaatan dana BOS tidak transparan kepada guru- guru," ucap SR yang mewakili semua guru- guru di SDI 3/77 Sanrego.
"Dia marah kalau guru honor berbicara dengan guru PNS, entah kenapa Usbayani marah- marah tidak jelas, seolah- olah dia melarang kita untuk bergaul, jadi kita merasa tertekan," keluhnya.
Pihaknya sudah berulang kali melapor di UPTD tetapi tidak pernah ditanggapi dan ditindaklanjuti.
Kepala SD Inpres 3/77 Sanrego, Usbayani SPd, yang dikonfirmasi via celular, dia tidak mengakui bahwa dirinya Husbayani, melainkan dia mengaku kakaknya Usbayani.
Pada saat diulangi kembali ditelepon, ternyata yang angkat teleponnya mengaku suaminya, dan dia bilang kalau urusan sekolah, dia saja yang berikan keterangan karena dia suaminya.
Haeril, suami Husbayani ini mengaku dirinya pengurus PWI provinsi Sulawesi Selatan, dan dia juga mengaku pendiri salah satu media di Makassar
",Saya ini pengurus PWI provinsi sulawesi selatan, pak Zulkifli itu anggotaku ji, tanya mi pak Burhanuddin, kalau saya pendirinya media Indonesia Pos," ujar Haeril dengan nada arogan.(pkm/shanty)