Tidak Pergiki Demo Tata
PARONDA (postkota makassar)
Tata tampak duduk santai diteras rumahnya sambil menikmati secangkir kopi.Sesekalai menghisap dalam-dalam sebatang rokok kretek yang terselip dijari-jarinya.Tak lama berselang, i Tetta sahabatnya muncul menyapa.
Tetta : Tata, sudah didengarmi kabarka.
Tata : Banyak iya kabar ini barusang ke dengar Tetta, tapi sangnging kabar pa'lingu-lingu, termasuk kabar bilang facebook mau ditutup, sambarang tong.
Tetta : Awwa, bukan soal facebook Tata, tapi soal Pilkada Makassar, batalki bedeng calon nomor 2 maju.
Tata : Oooooh, kalau itu bukan lagi bedeng Tetta, tapi nassami, ka maunya Putusan Mahkamah Agung.
Tetta : Jadi bagaimanami tawwa nasibnya DIAMI.
Tata : Ya, terpaksa dikasi panjangki sebutannya menjadi MAUDIAPAMI.
Tetta : Sambarang tong tawwa kita Tata.
Tata : Apa padeng, na sudah begitumi jalannya ceritayya.
Tetta : Itumi, kudengar-dengar turun semuai ini pendukunga mau demo. Kita iya Tata tidak turunki.
Tata : Tetta, dengarki nah, biar lagi turunki satu benua, tidak bisaji berubah itu keputusanga. Salah sedikit jatuh jaki turun di solonganga, sampang baku dorong-dorong maki.
Tetta : Cocok tongi itu iya Tata, tapi kan mau tongki tunjukkan bahwa kita ini pendukung setiaki.
Tata : Terus apa didapat kalau sudah maki turung demo sebagai pendukung setia.
Tetta : Apa di', belum tompi ku tau itu iya Tata bilang apa mau di dapat.
Tata : Jadi lebib baik disini maki cerita-cerita, pasti dapakki kopi.
Tetta : Ba tawwa, cocoki. Tapi Tata, mengala maki' ini ceritanya.
Tata : Jadi begini Tetta, mengalah itu bukan berarti kita kalah, ka persoalan prinsipji ini.
Tetta : Dehhh, tinggimi ini kurasa ceritayya.
Tata : Kalau saya iya Tetta sederhanaji, kalau tidak bisaka menang, paling tidak ku kasi seri permainanga.
Tetta : Itu mami iya kalau tidak adami pilihan, dari pada di kalah percumaki, lebih baik cari puli. Hidup puli....
@yais
Tata tampak duduk santai diteras rumahnya sambil menikmati secangkir kopi.Sesekalai menghisap dalam-dalam sebatang rokok kretek yang terselip dijari-jarinya.Tak lama berselang, i Tetta sahabatnya muncul menyapa.
Tetta : Tata, sudah didengarmi kabarka.
Tata : Banyak iya kabar ini barusang ke dengar Tetta, tapi sangnging kabar pa'lingu-lingu, termasuk kabar bilang facebook mau ditutup, sambarang tong.
Tetta : Awwa, bukan soal facebook Tata, tapi soal Pilkada Makassar, batalki bedeng calon nomor 2 maju.
Tata : Oooooh, kalau itu bukan lagi bedeng Tetta, tapi nassami, ka maunya Putusan Mahkamah Agung.
Tetta : Jadi bagaimanami tawwa nasibnya DIAMI.
Tata : Ya, terpaksa dikasi panjangki sebutannya menjadi MAUDIAPAMI.
Tetta : Sambarang tong tawwa kita Tata.
Tata : Apa padeng, na sudah begitumi jalannya ceritayya.
Tetta : Itumi, kudengar-dengar turun semuai ini pendukunga mau demo. Kita iya Tata tidak turunki.
Tata : Tetta, dengarki nah, biar lagi turunki satu benua, tidak bisaji berubah itu keputusanga. Salah sedikit jatuh jaki turun di solonganga, sampang baku dorong-dorong maki.
Tetta : Cocok tongi itu iya Tata, tapi kan mau tongki tunjukkan bahwa kita ini pendukung setiaki.
Tata : Terus apa didapat kalau sudah maki turung demo sebagai pendukung setia.
Tetta : Apa di', belum tompi ku tau itu iya Tata bilang apa mau di dapat.
Tata : Jadi lebib baik disini maki cerita-cerita, pasti dapakki kopi.
Tetta : Ba tawwa, cocoki. Tapi Tata, mengala maki' ini ceritanya.
Tata : Jadi begini Tetta, mengalah itu bukan berarti kita kalah, ka persoalan prinsipji ini.
Tetta : Dehhh, tinggimi ini kurasa ceritayya.
Tata : Kalau saya iya Tetta sederhanaji, kalau tidak bisaka menang, paling tidak ku kasi seri permainanga.
Tetta : Itu mami iya kalau tidak adami pilihan, dari pada di kalah percumaki, lebih baik cari puli. Hidup puli....
@yais
0 Response to "Tidak Pergiki Demo Tata"
Post a Comment