-->

Breaking Post

Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online POSTKOTA MAKASSAR.COM dilengkapi dengan kartu identitas yang resmi.

Ada Lagi Guru Dihajar Tetta






















PARONDA (Parodi Obrolan Daerah)

"Ada Lagi Guru Dihajar Tetta"
@yais


Tata'
:
Assalamu Alaikum Tetta.
Tetta
:
Waalaikum Salam, apa kabarta' Tata', lama-lamaki ini kurasa tak jumpa.
Tata'
:
Betul Tetta, Itumi sehingga rindu-rindu tong ini perasaanku.
Tetta
:
Tata', dari manaki'ka selama ini, kenapa baru nongol.
Tata'
:
Sebenarnya, tidak kemana-manaja' Tetta, selama ini saya cuma mencoba untuk lebih banyak belajar memahami situasi dan keadaan.
Tetta
:
Edede bela, tambah jago ini kurasa carata' bicara Tata'. Ampunga’ kurasa.
Tata'
:
Ka istilah kudengar tonji itu Tetta, kan kita-kita ini sudah semestinya banyak belajar dari apa yang kita dengar dan kita lihat.
Tetta
:
Cocoki Tata', setujuka saya.
Tata'
:
Seperti kasus guru SMK Negeri 2 Makassar yang dihajar sampai babak belur oleh orang tua murid itu Tetta, mustinya bisa jadi mata pelajaran yang sangat mahal harganya.
Tetta
:
Barang dagangan kapang, na mahal harganya.
Tata'
:
Ka bukan kasusnya yang mahal Tetta, tapi informasinya.
Tetta
:
Ba tawwa, cocoki Tata', informasi itukan mahal harganya.
Tata'
:
Nah itu dia maksudku Tetta, yang melihat langsung ketika pak guru Dahrul itu dihajar sampai babak belur, kan beberapa orangji. Tapi persoalan ini kemudian bisa menyebar dan diketahui di seantero dunia, kan informasinya. Jadi informasi itulah yang mustinya bisa jadi mata pelajaran yang sangat mahal harganya.
Tetta
:
Kira-kira berapami itu harganya Tata'.
Tata'
:
Ini adalah harga yang sepertinya tidak bisa ditakar dengan materi Tetta, karena informasi ini hanya bisa dibeli dengan nurani.
Tetta
:
Wah persoalan ini kurasa Tata', masa Nuraeni ji yang bisa beli itu informasi.
Tata'
:
Bukan Nuraeni Tetta, tapi nurani, acecece....
Tetta
:
Oooooh nurani...kukira i Nuraeni. Kalau itu setujuka saya, ka memang hanya hati nurani yang dapat menjadikan informasi tentang kasus Pak Guru Dahrul ini bisa menjadi mata pelajaran yang sangat mahal harganya.
Tata'
:
Betul Tetta, hanya hati nurani dari para guru-guru dan para orang tua murid yang dapat menjadikan informasi tentang kasus Pak Guru Dahrul ini bisa menjadi mata pelajaran, agar persoalan dan kasus serupa tidak terulang lagi, kapanpun dan dimanapun.
Tetta
:
Tapi itumi Tata' kalau orang sudah emosi, tidak adami hati nurani.
Tata'
:
Ba cocoki, tapi terbelenggu emosi, duaji nadapa', na bilang pepatayya, menang jadi arang, kalah jadi abu. Menang masuk penjara, kalah masuk kuburan.
Tetta
:
Tapi pak guru Dahrul tawwa cuma masuk rumah sakitji Tetta, berarti tidak nakenna itu pepatayya.
Tata'
:
Yang emosi kan orang tua muridkaji, jadi diaji yang ne kenna itu pepatayya. Coba dia datang ke sekolah dengan hati nurani, kepala dingin dan tidak emosi, pasti tidak dipenjaraji.
Tetta
:
Pastimi iya, tapi apapi lagi, nah semua sudah terjadi. Pak guru masuk rumah sakit, orang tua murid masuk penjara dan sang murid tidak bisa lagi masuk sekolah. weleh...weleh...

0 Response to "Ada Lagi Guru Dihajar Tetta"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel