"Berhentimi Saja Orang Merokok Tata"
PARONDA (Parodi Obrolan Daerah)
by@yais
Tata' : Tettaaaa....gawatmi ini kurasa.
Tetta : Apayya sedeng gawat Tata'.
Tata' : Itu iya Tettae, Peraturannya Persidenga, soal harga rokok..
Tetta : ohhhh itu, kukira tommi apa yang gawat deh.
Tata' : Oooooh...ini gawat sekali kurasa Tetta.
Tetta : Tunggu dulu Tata', kenapa tosseng dibilang gawat.
Tata' : Tantumi iya gawatki Tetta, masa tosseng harga rokok dihamtam rata, satu bungkus limpu. Sambarang tong.
Tetta : Bagi perokok berat, peraturan persiden ini memang rasanya seperti musibah.
Tata' : Ba cocoki Tetta, ini betul-betul musibah.
Tetta : Tapi tunggu dulu Tata', bagi yang bukan perokok, tentu ini bukan masalah to.
Tata' : Ba coco'mi juga Tetta, tapi inikah jadi urusannya para perokok. Apalagi mungkin setengah dari penduduk di negeri ini adalah perokok.
Tetta : Tata', kutanyakki dulu, tidak bisa mak'kah beli rokok kalau harganya limpu satu bungkus.
Tata' : Kurasa bisaji itu iyya, tapi mungkin ada belanja lain yang korban.
Tetta : Nah, kalau begitu apa padeng masalahnya Tata'.
Tata' : Wah banyak sekali Tetta, tapi kurasa yang paling menonjol nanti ini adalah, orang-orang perokok akan menjadi kikir alias gi'gili Tetta.
Tetta : Kikir bagaimana maksudnya Tata'.
Tata' : Tantumi iya Tetta, sebab kalau biasanya orang-orang saling ruka rela berbagi rokok, mungkin ini nanti tidakmi, ka mahalki. Salah sedikit kalau mau cabut rokok dari kantongnya, sembunyi-sembunyi atau dicabut ta' satu-satu batang dari kantong.
Tetta : Kira-kira begitu Tata'
Tata' : Pastimi Tetta, nanti ini orang-orang perokok akan saling sembunyikan rokok, tidak adami yang berani simpan rokoknya dimeja.
Tetta : Wah....
Tata' : Bukan cuma wah Tetta, dan ini juga bukan cuma bencana, tapi juga akan jadi mala petaka bagi kehidupan sosial kita Tetta. Hubungan persahabatan dan silaturrahmi bisa jadi terganggu Tetta.
Tetta : Bisanya itu Tata'.
Tata: : Bisa iyya Tetta, coba bedeng fikirkan Tetta dan bayangkan, bagaimanami jadinya kalau kita duduk-duduk bersama teman-teman satu meja di warkop atau dimana saja, lalu ada satu dua orang yang sembunyi-sembunyi cabut rokok ta' satu-satu batang dari kantongnya, kira-kira bagaimana jadinya.
Tetta : Wadduh, betul-betul bisa kacau kalau begini. Ini tidak bisa dibiarkan terjadi Tata'.
Tata' : Tapi pasti tong iya terjadi Tetta, kalau peraturan persidenga itu tidak dibatalkan.
Tetta : Tapi kalau menurut saya Tata', biarkan tommi peraturan persidenga itu berjalan. Kan intinya orang tidak dilarangji merokok. Jadi kalau memang harga rokok kemasan dirasa mahal, maka ambil jalan tenganya.
Tata' : Bagaimana itu Tetta.
Tetta : Begini Tata', berhentiki saja merokok Tata'.
Tata' : Aiiiiii, susai iya kalau itu Tetta.
Tetta : Atau begini Tata', kalau mau tetap merokok, satu batangmo satu minggu, atau kembali merokok model jaman dahulu kala.
Tata' : Maksudnya, rokok digulung-gulung pakai tangan dan dikasi air liur sedikit Tetta.
Tetta : Pas, itu dia Tata'. (*)
by@yais
Tata' : Tettaaaa....gawatmi ini kurasa.
Tetta : Apayya sedeng gawat Tata'.
Tata' : Itu iya Tettae, Peraturannya Persidenga, soal harga rokok..
Tetta : ohhhh itu, kukira tommi apa yang gawat deh.
Tata' : Oooooh...ini gawat sekali kurasa Tetta.
Tetta : Tunggu dulu Tata', kenapa tosseng dibilang gawat.
Tata' : Tantumi iya gawatki Tetta, masa tosseng harga rokok dihamtam rata, satu bungkus limpu. Sambarang tong.
Tetta : Bagi perokok berat, peraturan persiden ini memang rasanya seperti musibah.
Tata' : Ba cocoki Tetta, ini betul-betul musibah.
Tetta : Tapi tunggu dulu Tata', bagi yang bukan perokok, tentu ini bukan masalah to.
Tata' : Ba coco'mi juga Tetta, tapi inikah jadi urusannya para perokok. Apalagi mungkin setengah dari penduduk di negeri ini adalah perokok.
Tetta : Tata', kutanyakki dulu, tidak bisa mak'kah beli rokok kalau harganya limpu satu bungkus.
Tata' : Kurasa bisaji itu iyya, tapi mungkin ada belanja lain yang korban.
Tetta : Nah, kalau begitu apa padeng masalahnya Tata'.
Tata' : Wah banyak sekali Tetta, tapi kurasa yang paling menonjol nanti ini adalah, orang-orang perokok akan menjadi kikir alias gi'gili Tetta.
Tetta : Kikir bagaimana maksudnya Tata'.
Tata' : Tantumi iya Tetta, sebab kalau biasanya orang-orang saling ruka rela berbagi rokok, mungkin ini nanti tidakmi, ka mahalki. Salah sedikit kalau mau cabut rokok dari kantongnya, sembunyi-sembunyi atau dicabut ta' satu-satu batang dari kantong.
Tetta : Kira-kira begitu Tata'
Tata' : Pastimi Tetta, nanti ini orang-orang perokok akan saling sembunyikan rokok, tidak adami yang berani simpan rokoknya dimeja.
Tetta : Wah....
Tata' : Bukan cuma wah Tetta, dan ini juga bukan cuma bencana, tapi juga akan jadi mala petaka bagi kehidupan sosial kita Tetta. Hubungan persahabatan dan silaturrahmi bisa jadi terganggu Tetta.
Tetta : Bisanya itu Tata'.
Tata: : Bisa iyya Tetta, coba bedeng fikirkan Tetta dan bayangkan, bagaimanami jadinya kalau kita duduk-duduk bersama teman-teman satu meja di warkop atau dimana saja, lalu ada satu dua orang yang sembunyi-sembunyi cabut rokok ta' satu-satu batang dari kantongnya, kira-kira bagaimana jadinya.
Tetta : Wadduh, betul-betul bisa kacau kalau begini. Ini tidak bisa dibiarkan terjadi Tata'.
Tata' : Tapi pasti tong iya terjadi Tetta, kalau peraturan persidenga itu tidak dibatalkan.
Tetta : Tapi kalau menurut saya Tata', biarkan tommi peraturan persidenga itu berjalan. Kan intinya orang tidak dilarangji merokok. Jadi kalau memang harga rokok kemasan dirasa mahal, maka ambil jalan tenganya.
Tata' : Bagaimana itu Tetta.
Tetta : Begini Tata', berhentiki saja merokok Tata'.
Tata' : Aiiiiii, susai iya kalau itu Tetta.
Tetta : Atau begini Tata', kalau mau tetap merokok, satu batangmo satu minggu, atau kembali merokok model jaman dahulu kala.
Tata' : Maksudnya, rokok digulung-gulung pakai tangan dan dikasi air liur sedikit Tetta.
Tetta : Pas, itu dia Tata'. (*)
0 Response to ""Berhentimi Saja Orang Merokok Tata""
Post a Comment