PERSETERUAN PT.JASUTA DAN KARYAWAN MOGOK KERJA BERAKHIR DAMAI
22 March 2017
Edit
LIPSTIK (liputan peristiwa kota)
Kemelut antara PT.Jasuta Aviation Service dengan 27 karyawan yang melakukan mogok kerja sejak 1 Maret 2017 lalu, berakhir sudah.
Sebelumnya, manajemen PT.Jasuta sebenarnya sudah bersedia merangkul dan telah mengundang ke 27 karyawan yang sudah alpa bekerja selama 20 hari gara-gara mogok kerja, untuk dipekerjakan kembali dengan pemenuhan hak sesuai tuntutan mereka, sebagaimana di posting media postkotamakassar pada Senin (20/3).
Cuma saja, ke 27 karyawan tersebut, rupanya berkeinginan lain dan atas keinginan sendiri memilih untuk berhenti bekerja pada PT.Jasuta Aviation Service.
Pihak PT.Jasuta sendiri tentu tidak bisa menghalangi keinginan ke 27 karyawan tersebut. Karena itu, manajemen PT.Jasuta didampingi dua orang Kuasa Hukunya yakni Dedy Meidiyanto Santoso,SH dan Yusuf Adam Ismail,SH, mengundang ke 27 karyawan tersebut pada Rabu (22/3) di Kantor PT.Jasuta di Jl.Poros Batas Kota Maros-Makassar, untuk memberikan ucapan terima kasih, atas dedikasi dan loyalitas mereka selama bekerja di PT.Jasuta.
Pada kesempatan pertemuan terakhir tersebut antara ke 27 karyawan dan pihak manajemen, ke 27 karyawan tersebut menandatangani dan menyerahkan surat pengunduran diri secara resmi sebagai karyawan PT.Jasuta.
Manajemen PT.Jasuta sendiri pada kesempatan itu memberikan insentif sebagai tanda ucapan terima kasih kepada masing-masing dari 27 karyawan yang menyatakan mundur tersebut.
Menurut Kuasa Hukum PT.Jasuta Dedy Meidiyanto Santoso, keputusan ke 27 karyawan tersebut untuk mundur dan berhenti bekerja, sebenarnya diluar perkiraan, sebab pihak manajemen perusahaan sendiri sebenarnya sudah bersedia merangkum mereka kembali bekerja meski sudah melalukan mogok kerja.
"Mungkin ke 27 karyawan tersebut punya pertimbangan lain, atau mungkin juga mereka sudah mendapat pekerjaan lain yang lebih layak", jelas Dedy. "Tapi bagaimanapun, ini menjadi jalan penyelesaikan terbaik, untuk mengakhiri perseteruan yang sudah bergulir hampir satu bulan ini", tambah Yusuf Adam Ismail.
Sementara Manajer Area PT.Jasuta Aviation Service, Zamnuldin menilai bahwa keinginan dan keputusan ke 27 karyawan tersebut untuk mengundurkan diri, dipastikan tidak akan mengganggu kinerja PT.Jasuta untuk melanjutkan pekerjaan layanan jasa cleanning service pesawat Garuda Airlines Indonesia di Bandara Intenasional sultan Hasanuddin. "Tenaga kerja yang ada masih sanggup dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa cleanning service kami kepada pesawat Garuda", ujar Zamnuldin.
Kesiapan dan kesanggupan PT.Jasuta setidaknya terlihat ketika ke 27 karyawan tersebut tiba-tiba mogok kerja pada 1 Maret 2017 lalu, namun pelayanan jasa untuk membersihkan pesawat Garuda yang "parkir dan nginap" di Bandara sultan Hasanuddin, tetap berjalan dan terpenuhi sesuai standar keinginan Garuda Airlines Indonesia.
"Pada prinsipnya tidak ada masalah, namun demikian jajaran manajemen PT.Jasuta tetap mengucapkan terima kasih dan menghargai keputusan ke 27 karyawan tersebut untuk mundur", tutup Zamnuldin.(pkm/yais)
Kemelut antara PT.Jasuta Aviation Service dengan 27 karyawan yang melakukan mogok kerja sejak 1 Maret 2017 lalu, berakhir sudah.
Sebelumnya, manajemen PT.Jasuta sebenarnya sudah bersedia merangkul dan telah mengundang ke 27 karyawan yang sudah alpa bekerja selama 20 hari gara-gara mogok kerja, untuk dipekerjakan kembali dengan pemenuhan hak sesuai tuntutan mereka, sebagaimana di posting media postkotamakassar pada Senin (20/3).
Cuma saja, ke 27 karyawan tersebut, rupanya berkeinginan lain dan atas keinginan sendiri memilih untuk berhenti bekerja pada PT.Jasuta Aviation Service.
Pihak PT.Jasuta sendiri tentu tidak bisa menghalangi keinginan ke 27 karyawan tersebut. Karena itu, manajemen PT.Jasuta didampingi dua orang Kuasa Hukunya yakni Dedy Meidiyanto Santoso,SH dan Yusuf Adam Ismail,SH, mengundang ke 27 karyawan tersebut pada Rabu (22/3) di Kantor PT.Jasuta di Jl.Poros Batas Kota Maros-Makassar, untuk memberikan ucapan terima kasih, atas dedikasi dan loyalitas mereka selama bekerja di PT.Jasuta.
Pada kesempatan pertemuan terakhir tersebut antara ke 27 karyawan dan pihak manajemen, ke 27 karyawan tersebut menandatangani dan menyerahkan surat pengunduran diri secara resmi sebagai karyawan PT.Jasuta.
Manajemen PT.Jasuta sendiri pada kesempatan itu memberikan insentif sebagai tanda ucapan terima kasih kepada masing-masing dari 27 karyawan yang menyatakan mundur tersebut.
Menurut Kuasa Hukum PT.Jasuta Dedy Meidiyanto Santoso, keputusan ke 27 karyawan tersebut untuk mundur dan berhenti bekerja, sebenarnya diluar perkiraan, sebab pihak manajemen perusahaan sendiri sebenarnya sudah bersedia merangkum mereka kembali bekerja meski sudah melalukan mogok kerja.
"Mungkin ke 27 karyawan tersebut punya pertimbangan lain, atau mungkin juga mereka sudah mendapat pekerjaan lain yang lebih layak", jelas Dedy. "Tapi bagaimanapun, ini menjadi jalan penyelesaikan terbaik, untuk mengakhiri perseteruan yang sudah bergulir hampir satu bulan ini", tambah Yusuf Adam Ismail.
Sementara Manajer Area PT.Jasuta Aviation Service, Zamnuldin menilai bahwa keinginan dan keputusan ke 27 karyawan tersebut untuk mengundurkan diri, dipastikan tidak akan mengganggu kinerja PT.Jasuta untuk melanjutkan pekerjaan layanan jasa cleanning service pesawat Garuda Airlines Indonesia di Bandara Intenasional sultan Hasanuddin. "Tenaga kerja yang ada masih sanggup dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa cleanning service kami kepada pesawat Garuda", ujar Zamnuldin.
Kesiapan dan kesanggupan PT.Jasuta setidaknya terlihat ketika ke 27 karyawan tersebut tiba-tiba mogok kerja pada 1 Maret 2017 lalu, namun pelayanan jasa untuk membersihkan pesawat Garuda yang "parkir dan nginap" di Bandara sultan Hasanuddin, tetap berjalan dan terpenuhi sesuai standar keinginan Garuda Airlines Indonesia.
"Pada prinsipnya tidak ada masalah, namun demikian jajaran manajemen PT.Jasuta tetap mengucapkan terima kasih dan menghargai keputusan ke 27 karyawan tersebut untuk mundur", tutup Zamnuldin.(pkm/yais)