Gara-Gara Pilihan Berbeda Rumahpun Terpaksa Digotong Rame-Rame
GAPURA (postkota makassar)
Kejadian unik terkait penyelenggaraan Pilkada, pun mewarnai proses perjalanan Pilkada Kab.Wajo. Dan agaknya kejadian ini dapat dipastikan tiada duanya di seluruh Indonesia.
Adalah keluarga Salimung, warga Desa Tosewo, Dusun Botto, Kec.Takkalala, Wajo, pada 8 April 2018 lalu, terpaksa harus menerima kenyataan pahit, hanya gara-gara dukung mendukung dalam proses Pilkada Kab.Wajo.
Ceritanya, Salimung adalah salah satu warga di desanya yang secara terang-terangan menyatakan diri sebagai pendukung setia Pasangan PAMMASE. Itu sudah mutlak, katanya.
Yang menjadi soal kemudian adalah, rumah panggung miliknya yang ditempati bersama anak-anak dan istrinya, ternyata berdiri diatas tanah milik orang lain, alias hanya numpang mendirikan rumah ceritanya.
Dan inilah yang kemudian menjadi soal, sebab sang pemilik tanah, ternyata pendukung berat pasangan calon "sebelah". Beda dukunganlah istilahnya.
Awalnya, si pemilik tanah mencoba menggoda agar Salimung mau mengikuti pilihannya untuk mendukung pasangan "sebelah". Sayangnya, pendirian Salimung sudah teguh dan tidak akan bergeser. Katanya, sekali Pammase tetap Pammase.
Atas keteguhanya itulah yang tidak akan bergeming dan tidak akan bergeser dari Pammase, akhirnya si pemilik tanah, memaksa Salimung untuk menggeser rumahnya dari atas tanahnya.
"Sekarang angkai rumahmu, kasi pindai dari atas tanahku, siapa suruko tidak mau ikuti pilihanku", begitu kira-kira ucapan si pemilik tanah kepada Salimung.
Dengan kebesaran hati, Salimung terpaksa mengikuti keinginan si pemilik tanah. Persoalannya lagi adalah, Salimung yang penjual ikan itu tidak punya ongkos untuk memindahkan rumahnya, dan lagi pula mau dipindahkan kemana.
Untung saja, warga setempat yang ceritanya sama-sama pendukung Pammase, sepakat untuk bergotong royong "menyelamatkan" Salimung, dan rumah panggung miliknya pun di gotong ramai-ramai pindah ke lokasi yang baru milik salah satu warga yang juga pendukung Pammase.
Untung ada pammase dari sesama pendukung Pammase. (pkm/ishak-yais)
Kejadian unik terkait penyelenggaraan Pilkada, pun mewarnai proses perjalanan Pilkada Kab.Wajo. Dan agaknya kejadian ini dapat dipastikan tiada duanya di seluruh Indonesia.
Adalah keluarga Salimung, warga Desa Tosewo, Dusun Botto, Kec.Takkalala, Wajo, pada 8 April 2018 lalu, terpaksa harus menerima kenyataan pahit, hanya gara-gara dukung mendukung dalam proses Pilkada Kab.Wajo.
Ceritanya, Salimung adalah salah satu warga di desanya yang secara terang-terangan menyatakan diri sebagai pendukung setia Pasangan PAMMASE. Itu sudah mutlak, katanya.
Yang menjadi soal kemudian adalah, rumah panggung miliknya yang ditempati bersama anak-anak dan istrinya, ternyata berdiri diatas tanah milik orang lain, alias hanya numpang mendirikan rumah ceritanya.
Dan inilah yang kemudian menjadi soal, sebab sang pemilik tanah, ternyata pendukung berat pasangan calon "sebelah". Beda dukunganlah istilahnya.
Awalnya, si pemilik tanah mencoba menggoda agar Salimung mau mengikuti pilihannya untuk mendukung pasangan "sebelah". Sayangnya, pendirian Salimung sudah teguh dan tidak akan bergeser. Katanya, sekali Pammase tetap Pammase.
Atas keteguhanya itulah yang tidak akan bergeming dan tidak akan bergeser dari Pammase, akhirnya si pemilik tanah, memaksa Salimung untuk menggeser rumahnya dari atas tanahnya.
"Sekarang angkai rumahmu, kasi pindai dari atas tanahku, siapa suruko tidak mau ikuti pilihanku", begitu kira-kira ucapan si pemilik tanah kepada Salimung.
Dengan kebesaran hati, Salimung terpaksa mengikuti keinginan si pemilik tanah. Persoalannya lagi adalah, Salimung yang penjual ikan itu tidak punya ongkos untuk memindahkan rumahnya, dan lagi pula mau dipindahkan kemana.
Untung saja, warga setempat yang ceritanya sama-sama pendukung Pammase, sepakat untuk bergotong royong "menyelamatkan" Salimung, dan rumah panggung miliknya pun di gotong ramai-ramai pindah ke lokasi yang baru milik salah satu warga yang juga pendukung Pammase.
Untung ada pammase dari sesama pendukung Pammase. (pkm/ishak-yais)
0 Response to "Gara-Gara Pilihan Berbeda Rumahpun Terpaksa Digotong Rame-Rame"
Post a Comment